expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

CERPEN

Rabu, 08 Mei 2019

Cerita Empat Sekawan

Bisa di katakan jika pertemuan adalah takdir. Dan mereka dipertemukan dalam sebuah hubungan keakrabatan pertemenan dan hobi yang sama. Mereka memiliki hobi yang sama dan dari organisasi yang sama. Namun diantara mereka berempat hanya satu orang saja yang masih aktif di sebuah organisasi tersebut.

Canda tawa dan keriang gembiraan selalu menyertai setiap pertemuan mereka, makan satu bungkus bersama dan minum dalam satu gelas yang sama.

Dan dalam suatu pertemuan pasti akan memunculkan suatu keinginan yang mendadak dan itu harus terlaksana, dan entah celetukan siapa, saat itu ada keinginan untuk camping di sebuah hutan di luar kota, katanya tempatnya asyik, ada hutan, goa, dan air terjun, dan juga bisa menikmati budaya lokal disana.

Waktu keberangkatan pun di tentukan esok hari start mulai jam 16.00 berangkat, karena jarak tempuh yang lumayan lama, sekitar 3 jam perjalanan.

Setelah semua berkumpul dan ada tambahan anggota sekitar 3 orang, menjadi 7 orang dalam tim mereka berangkat. jam 18.40 mereka sampai di sebuah perkampungan. Suansana kampung yang sunyi dengan penerang seadanya dan dengan di sambut lolongan anijing menegaskan suasana kampung yang sedikit terasa aroma mistisnya.



Pada sebuah bangunan mereka memarkirkan motor yang di kendarai selama perjalanan dan dua orang memasuki pelataran rumah kemudian mengetuk pintu rumah. Seorang lelaki paruh baya kemudian keluar dari dalam rumah yang rupanya seorang kepala adat, menghampiri dua orang yang mengetuk pintu, menanyakan maksud kedatangannya malam malam seperti ini.

Kedua pemuda itu kemudian memberi tahu maksuda kedatangannya malam malam begini yang hendak camping di hutan sekitar kampung. Setelah mendapat restu ketujuh pemuda itu melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki memasuki semak semak, ladang, dan kebun kakao milik warga.

Lima belas menit perjalanan, sampailah mereka di lokasi perkemahan, sebuah lokasi di pinggir sungai yang cukup luas untuk berkemah. mereka membagi tugas, ada yang mendirikan tenda, ada yang memasak, dan ada yang menyiapkan api dari obor botol minuman berenergy yang sudah disiapkan dari rumah.

Suasana malam pertama lumayan melelahkan, sehingga tidak ada aktivitas yang dilakukan, hanya berbaring sambil bercerita dan sesekali dua tertawa, kemudian lelap dalam mimpi masing masing.

 Kesokan paginya...seperti sudah ingat dengan tugas masing masing, ada yang menyiapkan sarapan, ada yang mencari kayu bakar untuk membuat perapian malam hari nanti. Setelah selesai dengan aktivitas pagi itu, dan semua sudah bersih bersih. mereka pergi tracking, namun dua orang lainnya memilih tinggal di tenda dengan alasan menjaga tenda.

menjelang sore semua berkumpul dan ada yang menyiapkan makanan untuk di masak ada yang memancing di sungai yang tidak jauh dari tenda, sehingga masih berkomunikasi satu sama lainnya.

Malam harinya semua berkumpul di perapian sambil menikmati santap malam dan canda canda riang. Selepas santap malam dan masing masing membersihkan tempat makan, mereka kembali ke perapian, bercerita dan bercanda. Sekira empat jam berlalu kemudian satu persatu masuk ke tenda.

Empat orang kawan sudah mulai terlelap, dan tiga orang masih dengan cerita dan khayal mereka. Sehingga ada lontaran ide hendak membentuk sebuah organisasi yang bisa mengakomodir aktivitas berkegiatan di alam terbuka, dan dengan segala pertimbangan dan sedikit perdebatan mereka terlelap dalam mimpi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar