expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

CERPEN

Selasa, 17 September 2013

Alien Itu Datang

Dia Datang...
Menyusuri liuk lekuk tubuhnya
Menjilat sendi sendi syaraf...
Merasuki jiwa jiwa kosong...

Pekikan histeris ketakutan tak di risaukan
Memporakporandakan isi otak
Menderu bising di tengah kegalauan

Alien alien itu datang
Menghisap habis saripati
Menyisakan kegelisahan

Mahakam, 16 April 2013, 11.25 wita

Sepenggal Kisah si Dia


dia itu ...
antara ada dan tiada...
ketika itu dia berjalan menyusuri jalan setapak...
di tengah rimbunan ilalang...
langkah demi langkah dia tapaki...
tidak tau arah akan kemana dia....
hari demi hari...
malam demi malam...
pagi indah terlewati dengan terik mentari...
kadang gemericik hujan menemani...
hingga senja kelabu...
di ganti sunyi malam...

senandung serangga malam
membentuk ritmik symponi irama malam.
dan lentik tarian kunang kunang...
di terangi cahaya bintang bintang...

Si dia...
terbuai dalam symphony malam...
terbawa dalam mimpi indah...
di mana surga dan bidadari menari nari ...
seolah olah mengajak tuk ikut menari...
namun Si dia tersadar...
karena malam telah berganti...
hari ini...hari dimana Si dia harus terus melangkahkan kaki...
mencari cahaya terang ...dan panggilan bidadari dalam mimpi...


di tulis tanggal 06/08/2013, 22.47 wita

Jumat, 26 Juli 2013

Sabtu Pagi

cantiknya burung pipit itu...
melompat lompat dari ranting satu ke ranting lainnya...
bermain dengan kebebasannya..
usai gerimis pagi ini dan mendung menggelayut di langit...

ada juga kicauan burung di kejauhan sana...
memecah kebisingan deru peswat dan kendaraan lalu lalang di jalan raya...
terbang rendah dua burung gereja ...
berkejaran dia mencari makan...

pedagang ikan lewat...
teriak menawarkan dagangannya...
harapan akan ada untung hari ini...
walau garimis dan mendung mengiringi jejak langkahnya...

pagi yang mendung...
tiada menghalangi niat untuk mencari rejeki...
untuk hidup di hari ini dan nanti...

aku disini...
mencoba untuk sibuk dengan duniaku...
di pelataran gedung kumuh ini...

sabtu, 23 juni 2012

Pagi Kelabu

pagi ini
suara kecicit burung gereja bernyanyi
menyambut pagi berselimut awan mendung...

aku yang terjaga sampai pagi
setelah kawan lama bertamu
bercerita tentang kisah lama
tentang hidupnya...
tentang kawan kawanya...
tentang alamnya...

aku hanya menjadi pendengar...

ku seruput kopi yang kubuat sore tadi...
menyimak kata demi kata kawanku itu...
hingga sahur memanggil...

kini aku masih terjaga sampai pagi...
berharap hangat mentari pagi ramah menyambutku....
namun hanya bersembunyi di balik awan yang kelabu...
hari sabtu dimana ceriamu.... 

( sabtu 27 juli 2013 06:30 )

Senin, 29 April 2013

Sekelumit Cerita Dayak Bahau : Tato dan Telinga Panjang Umak Suling

Perjalanan saya yang kali ini sangat mengesankan... "Amazing"...satu kata itulah yang terucap dari mulut saya, perjalanan yang bisa di lalui selama 2  hari dari balikpapan ini sungguh akan sangat terbayar dengan suguhan hijaunya pegunungan hutan tropis kalimantan ketika mengarungi tiap jengkal liukan sungai mahakam.

Berangkat dari Balikpapan jam 11 siang pake bus balikpapan - samarinda selama 2 jam kemudian lanjut lagi dari Samarinda sampe Melak kutai barat pake travel (kijang) sekitar jam 9 malam dengan medan jalan khas kalimantan yang lubangnya bisa buat kubangan kerbau pas lagi hujan...hhhuuuffffsss..... Keesokan harinya pagi jam 8 setelah sarapan menuju pelabuhan di Melak untuk kemudian melanjutkan perjalanan  menuju Long Bagun sekitar 4 jam dengan memakai speed. Dari Long Bagun kemudian lanjut sampe Long Pahangai (desa tujuan) melewati jeram yang di sisi kiri dan kanan terdapat batu batu besar.

Di sepanjang perjalanan saya bisa menikmati aktivitas masyarakat yang bermukim di bantaran sungai mahakam rimbunnya belantara hutan tropis menambah segarnya mata dan hati dan kekaguman akan riam riam yang ada di hulu mahakam.

Oleh keluarga pak Lawing (tempat saya menginap)saya di suguhkan kopi panas ditengah menikmati indahnya sungai mahakam dan aktivitas masyarakat di sore hari. malamnya tidak banyak aktivitas yang saya lakukan, baru terasa capeknya selama perjalanan, lagu lagu miliknya john denver menemani saya hinga terlelap dalam buaian mimpi.

Pagi sedikit mendung dengan tergesa gesa saya menuju sungai bermaksud hendak membuang napsu yang membludak, di sepanjang sungai mahakam, masyarakat di bantaran sungai mahakam juga memanfaatkan sungai sebagai cuci kakus (WC). aahhhh legaa...begitu keluar dari toilet apung  eehhh ada nenek yang lagi memotong motong kayu bakar dengan senyum ramahnya menyapa saya.

Jadilah pagi itu saya nongkrong di dermaga warga sambil mencoba mengajak ngobrol si nenek, tapi dengan keterbatasan bahasa jadi gak bisa sinkron si nenek cuman bisa bilang au au doank, entah ngerti pa nggak saya juga nggak ngerti.

Sebenarnya kedatangan saya ke desa Long Pahangai ini atas tugas yang di berikan oleh bos saya untuk membantu masyarakat menyelesaikan pemetaan kampung mereka.

Disela sela kesibukan tersebut saya manfaatkan juga untuk bisa berkomunikasi dengan warga sekitar. Ada cerita menarik dari ibu Kristina Yeq Lawing yang menjadi perhatian saya ketika saya bertanya tentang Tato yang ada ditangannya.

Dari cerita beliau bahwa tato atau dalam bahasa Bahau di sebut "TEDAK" berfungsi sebagai penanda antara laki laki dan perempuan karena dahulunya mereka berkumpul dan tidur dalam satu rumah panjang atau lamin, tedak (tato) selain sebagai status strata sosial masyarakat juga berfungsi sebagai pertanda status perkawinan seorang perempuan, jika seorang perempuan memiliki tedak/tato hanya sampai sebatas jari sampai punggung tangan menandakan perempuan tersebut masih gadis atau belum nikah dan setelah menikah maka tato/tedak akan di tambah lagi sampai pergelangan tangan.