expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

CERPEN

Selasa, 19 Juni 2012

eksotis Benuaq di kepung sawit dan Tambang

Seminggu setelah lebaran ...sya lupa tepatnya hari apa...saya di telpon ma temen..Il besok pemetaan di kubar cari temn 2org lagi...akhirnya daptlah 2 org .. satu dari balikpapan satu lagi dari Samarinda...waktu itu ada LSM yang memandatkan kami untuk membantu masyarakat kampung memetakan wilayah kampung mereka selama 2minggu.
aktifitas masyarakat Dayak Benuaq


Berangkat sekitar jam 10pgi dari samarinda, pake mobil rental kijang Inova yg di dalamnya berjumlah 6org. kami sampai di kampung Muara Tae sekitar jam 8 malam, di sambut oleh tetua adat Bapak Petrus Asui dan Petinggi (Kades) Muara Tae, Bapak Masrani. Karena sudah malam dan capek selama perjalanan kami langsung tidur...oohhh iyaa..nyeruput kopi dikit..buatan pak Asuy..kasian udah dibuat..kan sayang lo di buang..barulah tidur...



Keesokan paginya setelah mandi kami sarapan di selingi canda tim kami...eehhh di tim kami ada ceweknya juga ..tomboy pula...jadilah dah bulanan anak anak...hahaha..namanya Tiko...
ritual acara kwangkay kecil


Kami baru memulai aktifitas pemetaan keesokan harinya...di sela sela aktifitas pemetaan kami menyempatkan diri melihat lihat keelokkan budaya Dayak Benuaq...Kami melihat lihat Belontang...Runah Panjang/Lamin...dan aktifitas orang orang Dayak Benuaq...

Kayu Ukiran Belontang "tempat tambatan Kerbau sewaktu acara Kwangkay
Belontang


Tapi sangat di sayangkan kearifan budaya dan tradisi masyarakat Dayak Benuaq terancam akan kepunahannya...dari cerita masyarakat sekitar beberapa tradisi tidak dapat di pertahankan karena bahan baku alam sudah habis.."jadi kami kesulitan mencari bahan baku alam untuk pembuatan Ulap Doyo dan Kayu Hutan untuk membuat Belontang jika ada upacara Kwangkay" ujar salah seorang tetua kampung Muara Tae.

"itu disebabkan karena adanya perusahaan sawit dan tambang yang masuk kewilayah kami"ujar'a...


Sangat ironi ...bagaimana Kalimantan Timur bisa menjadi kawasan Wisata jika budaya dan Kultur masyarakat hilang oleh kekuasaan dan company...dan dimana lagi kita akan bisa menikmati lantunan Rijoq Masyarakat Benuaq...dimana lagi kita bisa mendapatkan Anjat, Ranjung, Ulap Doyo dan Kokohnya Belontang jika hutan mereka habis terkikis...masyarakat sekitar hutan sudah lama menjaga hutan mereka agar bisa mempertahankan asset budaya dan karakter mereka...namun pemerintah sendiri melalui tangan company merusak hutan mereka.

satu persatu budaya itu hilang...dan mungkinkah akan kembali....






Tidak ada komentar:

Posting Komentar