expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

CERPEN

Minggu, 06 April 2014

Sajak Ibu dan Catatan Wiji Thukul


SAJAK IBU
ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah
jadi sedap

ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara

ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan

dengan kebajikan  
ibu mengenalkan aku kepada tuhan
(Solo, 1986)


CATATAN
Gerimis menderas tengah malam ini
dingin dari telapak kaki hingga ke sendi-sendi
Dalam sunyi hati menggigit lagi
Ingat
saat pergi
cuma pelukan
dan pipi kiri kananmu
kucium
tak sempat mencium anak-anak
Khawatir
membangunkan tidurnya (terlalu nyenyak)
Bertanya apa mereka saat terjaga
Aku tak ada (seminggu sesudah itu
sebulan sesudah itu
Dan ternyata lebih panjang
dari yang kalian harapkan!)

Dada mengepal perasaan
waktu itu
cuma berbisik beberapa patah kata
di depan pintu
kau lepas aku
meski matamu tak terima
karena waktu sempit
aku harus gesit
genap setengah tahun aku pergi
Aku masih bisa merasakan
bergegasnya pukulan jantung
dan langkahku
karena penguasa fasis
yang gelap mata

Aku pasti pulang
mungkin tengah malam dini
mungkin subuh hari
Pasti
dan mungkin
tapi jangan
kautunggu
Aku pasti pulang dan pergi lagi
karena hak
telah dikoyak-koyak
tidak di kampus
tidak di pabrik
tidak di pengadilan
bahkan rumah pun
mereka masuki
muka kita sudah diinjak!
kalau kelak anak-anak bertanya mengapa
dan aku jarang pulang
katakan
ayahmu tak ingin jadi pahlawan
tapi dipaksa menjadi penjahat
oleh penguasa
yang sewenang-wenang
kalau mereka bertanya
"apa yang dicari?"
jawab dan katakan
dia pergi untuk merampok
haknya
yang dirampas dan dicuri.

CATATAN SURAM
kucing hitam jalan pelan
meloncat turun dari atap
tiga orang muncul dari dalam gelap
sembunyi menggenggam besi

kucing hitam jalan pelan-pelan
diikuti bayang-bayang
ketika sampai di mulut gang
tiga orang menggeram
melepaskan pukulan

bulan disaput awan meremang
saksikan perayaan kemiskinan
daging kucing pindah
ke perut orang!
(Solo, 1987)

CATATAN HARI INI
aku nganggur lagi
semalam ibu tidur di kursi
jam dua lebih aku menulis puisi
aku duduk menghadap meja
ibu kelap-kelip matanya ngitung utang
jam enam sore:
bapak pulang kerja
setelah makan sepiring
lalu mandi tanpa sabun

tadi siang ibu tanya padaku:
kapan ada uang?

jam setengah tujuh malam
aku berangkat latihan teater
apakah seni bisa memperbaiki hidup?
(Solo, juni 86)

SEORANG BURUH MASUK TOKO
masuk toko
yang pertama kurasa adalah cahaya
yang terang benderang
tak seperti jalan-jalan sempit
di kampungku yang gelap

sorot mata para penjaga
dan lampu-lampu yang mengitariku
seperti sengaja hendak menunjukkan
dari mana asalku

aku melihat kakiku - jari-jarinya bergerak
aku melihat sandal jepitku
aku menoleh ke kiri ke kanan - bau-bau harum
aku menatap betis-betis dan sepatu
bulu tubuhku berdiri merasakan desir
kipas angin
yang berputar-putar halus lembut
badanku makin mingkup
aku melihat barang-barang yang dipajang
aku menghitung-hitung
aku menghitung upahku
aku menghitung harga tenagaku
yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
aku melihat harga-harga kebutuhan
di etalase
aku melihat bayanganku
makin letih
dan terus diisap
(10 september 1991)

BUKAN DI MULUT POLITIKUS
BUKAN DI MEJA SPSI

berlima dari solo berkeretaapi kelas ekonomi murah
tak dapat kursi melengkung tidur di kolong
pas tepat di kepala kami bokong-bong
kiri kanan telapak kaki tas sandal sepatu
tak apa di pertemuan ketemu lagi kawan
dari krawang-bandung-jakarta-jogya-tangerang
buruh pabrik plastik, tekstil, kertas dan macam-macam
datang dengan satu soal

dari jakarta pulang tengah malam dapat bis rongsok
pulang letih tak apa diri telah ditempa
sepanjang jalan hujan kami jongkok tempat duduk
nempel jendela
bocor
bocor
sepanjang jalan tangan terus mengelapi
agar pakeyan tak basah
dingin
dingin
tapi tak apa
diri telah ditempa
kepala dan dada masih penuh nyanyi panas
hari depan buruh di tangan kami sendiri
bukan di mulut politikus
bukan di meja spsi
(solo 14 mei 1992)

SATU MIMPI SATU BARISAN
di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah

di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya : karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang

di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isi dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak

di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam

di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang-lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahan : karena tak sudi
terus diperah seperti sapi

di mana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung - solo - jakarta - tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan
(Bandung 21 mei 1992)

PERINGATAN
Jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa
kalau rakyat bersembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengar
bila rakyat berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam
apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!

MOMOK HIYONG
momok hiyong si biang kerok
paling jago bikin ricuh
kalau situasi keruh
jingkratjingkrat ia

bikin kacau dia ahlinya
akalnya bulus siasatnya ular
kejamnya sebanding nero
sefasis hitler sefeodal raja kethoprak

luar biasa cerdasnya
di luar batas culasnya

demokrasi dijadikan bola mainan
hak azazi ditafsir semau gue

emas doyan hutan doyan
kursi doyan nyawa doyan
luar biasa

tanah air digadaikan
masa depan rakyat digelapkan
dijadikan jaminan utang

momok hiyong momok hiyong
apakah ia abadi
dan tak bisa mati?

momok hiyong momok hiyong berapa ember lagi
darah yang ingin kau minum?
(30 september 96)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar