Berugaq ini masih ada...
Bawaq bageq namanya...
Sudah lama kutinggalkan...
Mungkin sudah lebih empat belas tahun...
Sekarang sudah reot
Hanya atap yang terganti
Di tempat inilah orang orang melepa penat
Bercanda dan berbincang tentang berbagai hal
Selepas dari sawah dan kebun
Seiring usianya yang sudah reot
Di tempat ini dulu ...
Sering kunikmati hamparan hijau sawah sawah
Namun kini semakin terhimpit bangunan rumah rumah
Hanya sedikit hamparan itu
Tempat bermain layangan anak anak
Ada juga yang memancing ikan..
Walau tak banyak ikannya
bawaq bageq, ahad 8 juni 2014
Kamis, 12 Juni 2014
GARUDAKU RAPUH
Garudaku sudah rapuh
Pancasila ...
hanya sebagai poster dinding sekolah dasar tanpa makna
Ibu pertiwi menangis...
Menyaksikan pergulatan anak cucunya
Angkara di kobarkan...
Cacian dan makian dimuntahkan
Hanya demi kekuasaan
Membius kebodohan ...
kampanye pemilu juni 2014 di berugaq elen bawaq bageq 9 juni 2014
Pancasila ...
hanya sebagai poster dinding sekolah dasar tanpa makna
Ibu pertiwi menangis...
Menyaksikan pergulatan anak cucunya
Angkara di kobarkan...
Cacian dan makian dimuntahkan
Hanya demi kekuasaan
Membius kebodohan ...
kampanye pemilu juni 2014 di berugaq elen bawaq bageq 9 juni 2014
Rabu, 11 Juni 2014
Tiang Nunas Rejeki
Perempuan renta itu
Berjalankeliling kampung
Melepas lelah dan penat di pelataran rumah petak
Sambil memijat kakinya yang pegal
Akibat berjalan seharian
Dia berujar....
" Tiang Nunas Rejeki..."
Di tengah hamburan uang trilyunan
Hanya habis untuk gombal sana gombal sini
tuan tuan yang di hormati
Tanpa peduli si miskin renta
Karang Baru, 10 juni 2014
Berjalankeliling kampung
Melepas lelah dan penat di pelataran rumah petak
Sambil memijat kakinya yang pegal
Akibat berjalan seharian
Dia berujar....
" Tiang Nunas Rejeki..."
Di tengah hamburan uang trilyunan
Hanya habis untuk gombal sana gombal sini
tuan tuan yang di hormati
Tanpa peduli si miskin renta
Karang Baru, 10 juni 2014
Untukmu Yang Memiliki Nurani
Dulu Ia bagaikan bidadari
Bermahkotakan terumbu berwarna warni
Diselimuti kilauan lamun disekujur liuk indah tubuhnya
Rimbunnya hutanmu bak kemilau rambut di hiasi bunga bunga
Keramahan dan kelembutan belaiannya membuat semua makhluk ingin
bercengkerama bersamanya
Tapii...
Itu dulu ...
Kini kecantikannya mulai sayu
Kemolekannya teramputasi
Karena nafsu
Kemilau mahkotanya pudar
Lamun itu tak sanggup lagi menyelimuti
Si Duyung, Si Pesut dan Si Hidung Panjang bersedih
menyaksikan nasibnya yang kian kritis
Masihkah bisa di sembuhkan ...
Apakah bisa di obatai ...
Dimanakah makhluk yang katanya memiliki nurani
Masih adakah belas kasih....
Bukankah hidup kami juga merupakankehidupan kalian...
Buat kalian ...hai mahluk yang memiliki nurani
Di sini ...
Di teluk ini ..
Kami gantungkan harapan untuk hidup
Seperti dambaan kebanggan menyaksikan keelokan kami ...
Wahai mkhluk yang memiliki nurani...
@ Balikpapan, 4 april 2013
Bermahkotakan terumbu berwarna warni
Diselimuti kilauan lamun disekujur liuk indah tubuhnya
Rimbunnya hutanmu bak kemilau rambut di hiasi bunga bunga
Keramahan dan kelembutan belaiannya membuat semua makhluk ingin
bercengkerama bersamanya
Tapii...
Itu dulu ...
Kini kecantikannya mulai sayu
Kemolekannya teramputasi
Karena nafsu
Kemilau mahkotanya pudar
Lamun itu tak sanggup lagi menyelimuti
Si Duyung, Si Pesut dan Si Hidung Panjang bersedih
menyaksikan nasibnya yang kian kritis
Masihkah bisa di sembuhkan ...
Apakah bisa di obatai ...
Dimanakah makhluk yang katanya memiliki nurani
Masih adakah belas kasih....
Bukankah hidup kami juga merupakankehidupan kalian...
Buat kalian ...hai mahluk yang memiliki nurani
Di sini ...
Di teluk ini ..
Kami gantungkan harapan untuk hidup
Seperti dambaan kebanggan menyaksikan keelokan kami ...
Wahai mkhluk yang memiliki nurani...
@ Balikpapan, 4 april 2013
Langganan:
Postingan (Atom)