expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

CERPEN

Sabtu, 06 Desember 2014

HUJAN



Hujan….
Basuhlah peluhnya
Hilangkan penat di tubuhnya
Hujan…
Basahilah tenggorokannya
Hilangkan rasa dahaganya

Terima kasih hujan
Kau basahi bumi
Kau aliri nadi nadi sungai
Kau isi waduk dan danau

Terima kasih hujan…
Kau telah memberikan harapan bagi mereka
Harapan akan suburnya tanah tanah mereka
Harapan akan tumbuhnya padi dan tanaman

Mataram, 09 november 2014

ISTIRAHATLAH



Istirahatlah…
Mungkin kau cukup letih
Payah kulihat dari raut wajahmu

Teguklah dulu air itu barang seteguk
Agar penatmu hilang
Duduklah di bawah pohon rindang
Biarkan semilir angin membelai tubuhmu
Menyapu keringatmu

Istirahatlah….
Bila kau terlalu capek
Berbaringlah….
Agar kau terlelap dalam buai mimpi indahmu


Mataram, 4/11/14

ANJING



“ Anjing….”
Kata itu keluar dari mulutnya
Ketika ia dating dengan raut kekecewaan
Atau ketika ia sedang marah atau kesal

Entahlah…
Kecewa, kesal atau marah kenapa dengan siapa
“Anjing…”
Kata itulah yang keluar dari mulutnya

Dalam benakku aku bertanya
Ada apa dengan anjing…?
…ahhh…
Entahlah….
Mungkin sedang di kejar anjing

Tapi selalu binatang itu yang menjadi bahan omelan
Ketika manusia bertengkar atau marah
…hhhmmmm….
Ada apa dengan anjing….

Tapi…
Aku juga takut pada anjing
Bahkan terkesan jijik dengan binatang itu

…hhmmmm…
“,,,Anjink….”
Aku menggerutu


(Ismail Arrasyid, Mataram 4/11/14)

Kamis, 12 Juni 2014

Leq Bawaq Bageq

Berugaq ini masih ada...
Bawaq bageq namanya...
Sudah lama kutinggalkan...
Mungkin sudah lebih empat belas tahun...
Sekarang sudah reot
Hanya atap yang terganti

Di tempat inilah orang orang melepa penat
Bercanda dan berbincang tentang berbagai hal
Selepas dari sawah dan kebun

Seiring usianya yang sudah reot
Di tempat ini dulu ...
Sering kunikmati hamparan hijau sawah sawah

Namun kini semakin terhimpit bangunan rumah rumah
Hanya sedikit hamparan itu
Tempat bermain layangan anak anak
Ada juga yang memancing ikan..
Walau tak banyak ikannya

 bawaq bageq, ahad 8 juni 2014

GARUDAKU RAPUH

Garudaku sudah rapuh
Pancasila ...
hanya sebagai poster dinding sekolah dasar tanpa makna

Ibu pertiwi menangis...
Menyaksikan pergulatan anak cucunya
Angkara di kobarkan...
Cacian dan makian dimuntahkan
Hanya demi kekuasaan
Membius kebodohan ...

kampanye pemilu juni 2014 di berugaq elen bawaq bageq 9 juni 2014

Rabu, 11 Juni 2014

Tiang Nunas Rejeki

Perempuan renta itu
Berjalankeliling kampung
Melepas lelah dan penat di pelataran rumah petak
Sambil memijat kakinya yang pegal
Akibat berjalan seharian

Dia berujar....
" Tiang Nunas Rejeki..."

Di tengah hamburan uang trilyunan
Hanya habis untuk gombal sana gombal sini
tuan tuan yang di hormati
Tanpa peduli si miskin renta

Karang Baru, 10 juni 2014

Untukmu Yang Memiliki Nurani

Dulu Ia bagaikan bidadari
Bermahkotakan terumbu berwarna warni
Diselimuti kilauan lamun disekujur liuk indah tubuhnya
Rimbunnya hutanmu bak kemilau rambut di hiasi bunga bunga
Keramahan dan kelembutan belaiannya membuat semua makhluk ingin
bercengkerama bersamanya

Tapii...
Itu dulu ...
Kini kecantikannya mulai sayu
Kemolekannya teramputasi

Karena nafsu
Kemilau mahkotanya pudar
Lamun itu tak sanggup lagi menyelimuti
Si Duyung, Si Pesut dan Si Hidung Panjang bersedih
menyaksikan nasibnya yang kian kritis
Masihkah bisa di sembuhkan ...
Apakah bisa di obatai ...

Dimanakah makhluk yang katanya memiliki nurani
Masih adakah belas kasih....
Bukankah hidup kami juga merupakankehidupan kalian...
Buat kalian ...hai mahluk yang memiliki nurani
Di sini ...
Di teluk ini ..
Kami gantungkan harapan untuk hidup
Seperti dambaan kebanggan menyaksikan keelokan kami ...
Wahai mkhluk yang memiliki nurani...

@ Balikpapan, 4 april 2013