expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

CERPEN

Minggu, 06 April 2014

Wiji Tukul "AKU INGIN JADI PELURU"

Pulanglah Nang
pulanglah nang
jangan dolanan sama si kuncung
si kuncung memang nakal
nanti bajumu kotor lagi
disirami air selokan
pulanglah nang
nanti kamu manangis lagi
jangan dolanan sama anaknya pak kerto
si bejo memang mbeling
kukunya hitam panjang-panjang
kalau makan tidak cuci tangan
nanti kamu ketularan cacingan
pulanglah nang
kamu kan punya mobil-mobilan
kapal terbang bikinan taiwan
senapan atom bikinan jepang
kamu kan punya robot yang bisa jalan sendiri
pulanglah nang
nanti kamu digebugi mamimu lagi
kamu pasti belum tidur siang
pulanglah nang
jangan dolanan sama anaknya mbok sukiyem
mbok sukiyem memang keterlaluan
si slamet sudah besar tapi belum disekolahkan
pulanglah nang
pasti papimu marah lagi
kamu pasti belum bikin PR
belajar yang rajin
biar nanti jadi dokter
Solo, september 86


masih...Sajak dan Puisi Wiji Thukul

Darah Juang
di sini negeri kami
tempat padi terhampar luas
samuderanya kaya raya
tanah kami subur, Tuhan.
di negeri permai ini
berjuta rakyat bersimbah luka
anak kurus tak sekolah
pemuda desa tak kerja
mereka dirampas haknya
tergusur dan lapar
Bunda,relakan darah juang kami
‘tuk membebaskan rakyat
padamu kami berjanji
padamu kami berbakti
‘tuk membebaskan rakyat

Sajak Ibu dan Catatan Wiji Thukul


SAJAK IBU
ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan
yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang
ketabahan ibuku
mengubah rasa sayur murah
jadi sedap

ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara

ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban tuhan
membangkitkan haru insan

dengan kebajikan  
ibu mengenalkan aku kepada tuhan
(Solo, 1986)


Selasa, 17 September 2013

Alien Itu Datang

Dia Datang...
Menyusuri liuk lekuk tubuhnya
Menjilat sendi sendi syaraf...
Merasuki jiwa jiwa kosong...

Pekikan histeris ketakutan tak di risaukan
Memporakporandakan isi otak
Menderu bising di tengah kegalauan

Alien alien itu datang
Menghisap habis saripati
Menyisakan kegelisahan

Mahakam, 16 April 2013, 11.25 wita

Sepenggal Kisah si Dia


dia itu ...
antara ada dan tiada...
ketika itu dia berjalan menyusuri jalan setapak...
di tengah rimbunan ilalang...
langkah demi langkah dia tapaki...
tidak tau arah akan kemana dia....
hari demi hari...
malam demi malam...
pagi indah terlewati dengan terik mentari...
kadang gemericik hujan menemani...
hingga senja kelabu...
di ganti sunyi malam...

senandung serangga malam
membentuk ritmik symponi irama malam.
dan lentik tarian kunang kunang...
di terangi cahaya bintang bintang...

Si dia...
terbuai dalam symphony malam...
terbawa dalam mimpi indah...
di mana surga dan bidadari menari nari ...
seolah olah mengajak tuk ikut menari...
namun Si dia tersadar...
karena malam telah berganti...
hari ini...hari dimana Si dia harus terus melangkahkan kaki...
mencari cahaya terang ...dan panggilan bidadari dalam mimpi...


di tulis tanggal 06/08/2013, 22.47 wita

Jumat, 26 Juli 2013

Sabtu Pagi

cantiknya burung pipit itu...
melompat lompat dari ranting satu ke ranting lainnya...
bermain dengan kebebasannya..
usai gerimis pagi ini dan mendung menggelayut di langit...

ada juga kicauan burung di kejauhan sana...
memecah kebisingan deru peswat dan kendaraan lalu lalang di jalan raya...
terbang rendah dua burung gereja ...
berkejaran dia mencari makan...

pedagang ikan lewat...
teriak menawarkan dagangannya...
harapan akan ada untung hari ini...
walau garimis dan mendung mengiringi jejak langkahnya...

pagi yang mendung...
tiada menghalangi niat untuk mencari rejeki...
untuk hidup di hari ini dan nanti...

aku disini...
mencoba untuk sibuk dengan duniaku...
di pelataran gedung kumuh ini...

sabtu, 23 juni 2012

Pagi Kelabu

pagi ini
suara kecicit burung gereja bernyanyi
menyambut pagi berselimut awan mendung...

aku yang terjaga sampai pagi
setelah kawan lama bertamu
bercerita tentang kisah lama
tentang hidupnya...
tentang kawan kawanya...
tentang alamnya...

aku hanya menjadi pendengar...

ku seruput kopi yang kubuat sore tadi...
menyimak kata demi kata kawanku itu...
hingga sahur memanggil...

kini aku masih terjaga sampai pagi...
berharap hangat mentari pagi ramah menyambutku....
namun hanya bersembunyi di balik awan yang kelabu...
hari sabtu dimana ceriamu.... 

( sabtu 27 juli 2013 06:30 )